Recent Posts

q

Minggu, 05 Juni 2011

Filsafat Pendidikan Islam


A.    Sumber-sumber dalam Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat pendidikan islam adalah filsafat yang berdasarkan ajaran islam. Yang berarti sumber utamanya adalah al-qur’an dan assunah, namun, filsafat pendidikan islam juga mengambil sumber-sumber dari ajaran lain yang sejalan, atau tidak bertentangan dengan pokok ajaran islam. Ada dua sumber yang dapat dijadikan pegangan dan pedoman bagi filsfat pendidikan islam yaitu sumber normatif dan sumber historis.
Sumber normatif adalah konsep-konsep filsafat pendidikan islam yang berasal dari al-qur’an dan assunah, sedangkan sumber historis adalah pemikiran-pemikiran tentang filsafat pendidikan islam yang diambil dari luar al-qur’an yang sejalan dengan ajaran islam[1].
Al-qur’an dan as-Sunnah menjadi sumber filsafat pendidikan islam yuang bersifat pendidikan menyeluruh, gaya bahasa dari ungkpaan-ungkapan yang terdapat dalam firman-firman Allah (Al-qur’an) menunjukkan fenomena bahwa firman itu mengandung nilai-nilai metodologis kependidikan dengna corak dan ragam yang berbeda-beda menurut waktu dan tempat serta sasaran yang dihadapi. Namun yang sangat esensial bahwa firman –firman itu senantiasa mengandung hikmah kebijaksanaan yang secara metodologis disesuaikand engan keadaan kondisi manusia yang berbeda.
Pendidikan filsafat sendiri harus mampu menciptakan manusia muslim yang berilmu dan pengetahuan tinggi, dimana iman dan taqwanya menjadi pengendali dalam penerapan dan pengamalannya. Allah dalamkonsep filsafat pendidikan islam merupakan pendidik yang maha agung, oleh karena itu filsafat al-qur’an tentang pendidikan bersifat menyeluruh dan terpadu, mengandung perkembangan dan perubahan, dan assunah sendiri memiliki dua fungsi, yaitu (1) menjelaskan sistem pendidikan islam yang terdapat di dalam al-qur’an, dan juga menerangkan hal-hal yang tidak termaktub di dalamnya. (2) menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan rasulullah bersama para sahabatnya, perlakuannya terhadap anak didik dan bagaimana rasulullah menanamkan keimanan ke dalam jiwa mereka.
Sementara itu hal –hal yang dipandang sebagai sumber historis bagi filsafat pendidikan Islam terdiri dari :
1.      Hasil kajian ilmiah mengenai watak manusia, tingkah akunya, proses pertumbuhannya, kemampuan-kemampuannya dan lain-lain. Baik yang bersifat biologis psikologi maupun sosiologis,  yang senantiasa serasi dan seorientasi dengan aqidah dan nilai-nilai ajaran Islam.
2.      Hasil kajian ilmiah dalam bidan pendidikan mengenai proses belajar manusia dan berbagai corak kajiannya yang tidak bertentangan dengan semangat ajaran Islam.
3.      Pengalaman-pengalaman keberhasilan kaum muslim dalam bidan pendidikan keterbukaan penerimaan terhadap pengalaman-pengalaman ini akan berfaedah bagi filsafat pendidikan Islam.
4.      Prinsip-prinsip yag menjadi dasar filsafat politik Islam, ekonomi Islam masyarakat muslim.
5.      Nilai-nilai dan tradisi –tradisi sosial budaya masyarakat muslim yang tidak menghambat kemajuan dan perubahan.

B.     Macam-macam pendekatan studi Filsafat pendidikan Islam
Beerapa metode pendekatan pengembangan filsafat pendidikanislam
1.      Pendekatan normatif
Maksud pendkeatan ini adalah melakukan studi filsafat pendidikan Islam ddengan jalan membangun meramu dan memformulasi sebuah pemikiran dalam filsafat pendidikan Islam dengan jalan mencari dasar-dasar teologisnya dari al-qur’an dan assunah. Norma artinya nilai juga berarti aturan atau hukum-hukum. Sumber nilai adalah tuhanyang akan mengarah kan manusia kepada Islam. Pendkeatan normatif dimaksudkan mencari dan menetapkan aturan-aturan dalam kehidupan nyata.
Dengan pendekatan normatif, dimaksudkan adalah berusaha memahami nilai-nilai norma yang berlaku dalam kehidupan manusia dan proses pendidikan, dan bagaimana hubungan norma-norma tersebut dengan pendidikan dengan demikian akan dapat dirumuskan petunjuk-petunjuk kearah usaha pendidikan di arahkan.
2.      Pendekatan Historis
Pendekatan historis digunakan dalam filsafat pendidikan Islam dengan cara mengadpsi metode yang digunakan dalam penelitian sejarah Islam. Maksud pendekatan ini adalah bahwa filsafat pendidikan Islam dikaji berdasarkan urutan dan rentang waktu yang terjadi dimasa lampau. Histori atau sejarah memang berhbujgnan dengan peristiwa masa lampau , namaun peristiwa masa lalu tersebut hanya berarti dapat dipahami dari sudut tinjau masa kin dan ahli sejarah dapat memahami peristiwa masa lalu tersebut.
Menurut iman bernadib, pendekatan, historis dalam filsafat pendidikan juga disebut “Historiko filsofis”. Pendkatan ini mengadakan deteksi dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan , mana yang telah mendapat jawaban dari para ahli filsafat, pendidikan sepanjang sejarah danmana yang belum.[2] Dengan menggunakan pendekatan historis, para ahli pikir dapat memecahkan masalah dengan mendekatainya sampai tingkat tertentu. Filsafat marxixme-Leninisme tergolong menggunakan pendekatan historis ini karena pandangannya filsafat marxixme-leninisme berdasarkan para historis materialisme, dimana teori dialiktika Hegel dijadikan dasar anlaisianya, teori dialektika Hegel menyatakan bahwa “These dan arti these adalah sya these”. Bila mana timbul suatu paham atau ideologi baru, lalau ditentang ideologi yang lain, maka timbulah suatu perpaduan antara kedua ideologi yang bertentangan dalam bentuk synthese. Perpaduan dan pertentngan tersebut berlangsung melalu proses sejarah. [3]
Pendekatan historis dalam pendidikan berkanaan dengan penggambaran apa yang telah terjadi dalam dunia pendidikan selama kurun waktu tertentu[4].

3.      Pendekatan Bahasa
Pendekatan bahasa yang digunakan dalam studi filsfat pendidikan Islam biasanya menekankan pada dua kategori , yaitu analisis bahasa dan anlisis konsep. Analisis bahasa adalah usaha untu kmengadakan interpretasi yang menaygkut pendapat/banyak pendapat mengenai makana yang dimilikinya. Bahasa yang dimaksud dalam filsfat pendidikan Islam adlah aspek rasionalnya, bukan emosionalnya. Anlisis bahasa dalam pendekatan bahasa akan memfokuskan sumber-sumber tertulis sebagai sumber pengambilan data. Tulisan-tulisan yang telah  di dokumentasi itu dianalisis bahasanya sehingga diketahui makna enggunaan bahasa tersebut.
Adapun analisis konsep digunakan untuk menganlisis istilah-istilah atau kata-kata yang mewakili gagasan atau konsep. Definisi merupakan  suatu yang diperlukan dalam menganlisis konsep. Ada dua bentuk definisi yang dikemukakan dalam menganalisis sebuah konsep yaitu definisi deskriptif berdasarkan kamus, dan definisi sipulatif yang merupakan standar. Dalam melakukan analisis konsep, empat hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a.       Berusaha menemukan kembali arti satu istilah
b.      Meninjau suatu konsep secara objektif
c.       Analisis konsep yang digunakan berdasarkan penerapan logika
d.      Proses penemuan dalam analisis konsep meruapakn pemahaman yang jelas mengenai hubungan antara pikiran, bahasa dan realitas.
Pada intinya, analisis konsep bermaksud menganalisis kata-kata yang dapat dikatakan sebagai kata kunci dari sebuah kosnep yang berbeda dengan analisis bahasa yang bermaksud mengetahui arti sebenarnya dari sesuatu hal
4.      Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang mencoba memahami filsafat pendidikan Islam dalam konteks sosial, politik, budaya dimana pendidikan Islam itu berada. Pendekatan kontekstual lebih mengarah kepada situasi dan kondisi sosiologis antropologis. Pendekatan ini pada intinya mempertanyakan apakah proses pendidikan yang dilaksanakn secara sosiologis antropologis itu sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan secara filosofis ataukah tidak? Atau sebaliknya apakah tujuan pendidikan yang telah dirumuskan itu sesuai dengan tuntutan masyarakat secara antropologis dilapangan atua tidak?
Masyarakat ingin menciptakan perkembangan lebaih baik daripada kondisi-kondisi yang telah ada sebelumnya.

5.      Pendekatan Filsafat Tradisional
Pendekatan ini adalah bahwa filsafat pendidikan itu berupaya mengkaji sistem-sistem atau aliran-aliran yang ada didalamnya. Filsafat tradisional adalah filsafat yang terdapat dalam sistem, jenis, dan aliran filsfat. Jadi sebuah studi filsafat pendidikan Islam dengan pendekatan ini senantiasa mengungkapkan aliran atau sistem filsafat dalam filsafat pendidikan Islam. Berbagai aliran filsafat, mulai dari yang tradisional, modern sampai yang kontemporer, dicarikan pemikiran-pemikirannya yang berkenaan dengan dunia pendidikan.
6.      Pendekatan Filsafat Kritis
Pendekatan filsafat kritis lebih bersifat keilmuan terbuka dan dinamis. Pendekatan ini memiliki tiga ciri utama, yaitu:
-          Kajian filsafat selalu terarah pada perumusan ide-ide dasar terhadap objek persoalan yang sedang dikaji
-          Perumusan ide-ide dasar itu dapat menciptakan berfikir kritis
-          Kajian filsafat dapat membentuk mentalitas dan kepribadian yang  mengutamakan kebebasan intelektual, sehingga terbebas dari dogmatis dan fanatisme.
7.      Pendekatan Hermeneutika
Hermeneutika dipadnang sebagai cara yang paling tepat untuk menafsirakan dan menjelaskan makana-makna dari wacana lisan dan bahasa gerak dalam ritual yang dipadang sebagai sesuatu  yang paling menentukan terhadap makna dan signifikasinya. Tugas hermeneutika adalah bagaimaan manafsirkan sebuah teks klasifk atau teks asing sehingga menjadi milik kita yang hidup di zaman dan tempat serta suasana budaya yang berbeda.
Jadi maksud penggunaan pendekatan hermeneutika dalam studi filsafat pendidikan Islam adalah menginterpretasikan sebuah teks dyang berbicara mengenai pendidikan. Teks tersebut dipahami berdasarkan konteksnya, mengapa ia muncul dan dalam situasi apa ia lahir. Dengan pendekatan ini, pemahaman akan sebuah teks dapat menghasilkan makan baru, yang berbeda dengan pendekatan normatif.
8.      Pendekatan Perbandingan
Plendekatan perbandingan dalam studi filsafat pendidikan Islam digunakan untuk mencari kelebihan dan kekurangan dari dua buah pemikiran filsafat pendidikan Islam yang berbeda. Juga bermaksud mengeksplorasi aspek-aspek persamaan dan perbedaan dari keduanya. Dengan pendekatan perbandingan ini diharapkan konseptualisasi pemikiran filsafat pendidikan Islam yang merupakan sintesis dari dua pemikiran yang berbeda tersebut.



[1] Toto Suharto, Silsafat Pendidikan Islam, hlm 39-41.
[2] Ibid, hal, 55
[3] M. Arifin, Filsafat pendiikan Islam, hal 22-23
[4] Amin Abdullah, Filsfat kalam di Era Modernisasi. Hal 31.

0 komentar:

Posting Komentar