Recent Posts

q

Rabu, 15 Juni 2011

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

PERKEMBANGAN INTLEKTUAL

A.      Pengertian Perkembangan Intlektual
Ø Intelektual merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang untuk    memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkannya dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul (Gunarsa, 1991)
Ø Pengertian intelektual menurut Cattel (dalam Clark, 1983) adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang terlihat dalam kemampuan memahami hubungan yang lebih kompleks, semua proses berfikir abstrak, menyesuaikan diri dalam pemecahan masalah dan kemampuan memperoleh kemampuan baru.
Ø David Wechsler (dalam Saifuddin Azwar, 1996) mendefinisikan intelektual sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan secara efektif. Jadi, intelektual adalah kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi berfikir abstrak, menalar, serta bertindak secara efisien dan efektif.

Seorang ahli psikologi Swiss, Jean Peaget selama 40tahun mengadakan penelitian tentang perkembangan intlektual atau proses berpikir anak, dari bayi sampai masa muda. Jean Peaget menemukan bahwa anak-anak pada mulanya masih berpikir menurut apa yang dilihatnya, anak-anak baru dapat memusatkan perhatian kepada satu variabel, ia belum dapat melihat hubungan antara dua variabel, ia juga belum dapat memahami bahwa satu objek dapat mempunyai lebih dari satu ciri yang dapat dimasukkan kedalam klasifikasi yang berbeda-beda.Akan tetapi proses berpikir anak berkembang terus berkat bertambahnya pengalaman dan pengetahuan.
Piaget mengemukakan penahapan dalam perkembangan intelektual anak yang dibagi ke dalam empat periode, yaitu:


1.     tahap sensori motoris : umur 0 – 2 tahun.
Ciri pokok perkembangannya anak mengalami dunianya melalui gerak dan indranya. Tahap ini disebut tahap sensorimotor oleh Piaget. Pada tahap   sensorimotor, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadapt lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamak, mendengar, membau dan lain-lain. Pada tahap sensorimotor, gagasan anak mengenai suatu benda berkembang dari periode “belum mempunyai gagasan” menjadi “ sudah mempunyai gagasan”. Gagasan mengenai benda sangat berkaitan dengan konsep anak tentang ruang dan waktu yang juga belum terakomodasi dengan baik. Struktur ruang dan waktu belum jelas dan masih terpotong-potong, belum dapat  diurutkan dengan logis. Menurut Piaget, mekanisme perkembangan sensorimotor ini menggunakan proses asimilasi (asimilasi itu suatu proses kognitif, dengan asimilasi seseorang mengintegrasikan bahan-bahan persepsi atau stimulus ke dalam skema yan ada atau tingkah laku yang ada) dan akomodasi (penciptaan skemata baru atau pengubahan skemata lama). Asimilasi dan akomodasi terjadi sama-sama saling mengisi pada setiap individu yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tahap-tahap perkembangan kognitif anak dikembangkan dengan perlahan-lahan melalui proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema-skema anak karena adanya masukan, rangsangan, atau kontak dengan pengalaman dan situasi yang baru.
2.                                                                           Tahap Pra oprasional umur 2 -7 tahun.
(Ciri pokok perkembangannya adalah penggunaan symbol/bahasa tanda dan konsep intuitif). Istilah “operasi” di sini adalah suatu proses berfikir logik, dan merupakan aktivitas sensorimotor. Dalam tahap ini anak sangat egosentris, mereka sulit menerima pendapat orang lain. Anak percaya bahwa apa yang mereka pikirkan dan alami juga menjadi pikiran dan pengalaman orang lain. Mereka percaya bahwa benda yang tidak bernyawa mempunyai sifat bernyawa. Tahap pra operasional ini dapat dibedakan atas dua bagian. Pertama, tahap pra konseptual (2-4 tahun), dimana representasi suatu objek dinyatakan dengan bahasa, gambar dan permainan khayalan. Kedua, tahap intuitif (4-7 tahun). Pada tahap ini representasi suatu objek didasarkan pada persepsi pengalaman sendiri, tidak kepada penalaran.
Karakteristik anak pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a)   Anak dapat mengaitkan pengalaman yang ada di lingkungan bermainnya dengan pengalaman pribadinya, dan karenanya ia menjadi egois. Anak tidak rela bila barang miliknya dipegang oleh orang lain.
b)   Anak belum memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang membutuhkan pemikiran “yang dapat dibalik (reversible).” Pikiran mereka masih bersifat irreversible.
c)  Anak belum mampu melihat dua aspek dari satu objek atau situasi sekaligus, dan belum mampu bernalar (reasoning) secara individu dan deduktif.
d) Anak bernalar secara transduktif (dari khusus ke khusus). Anak juga belum mampu membedakan antara fakta dan fantasi. Kadang-kadang anak seperti berbohong. Ini terjadi karena anak belum mampu memisahkan kejadian sebenarnya dengan imajinasi mereka.
e)  Anak belum memiliki konsep kekekalan (kuantitas, materi, luas, berat dan isi).
f)  Menjelang akhir tahap ini, anak mampu memberi alasan mengenai apa yang mereka percayai. Anak dapat mengklasifikasikan objek ke dalam kelompok yang hanya mempunyai satu sifat tertentu dan telah mulai mengerti konsep yang konkrit.
3.   Tahap operasi kongkrit : umur 7 – 11/12 tahun.
Tahap operasi konkret (concrete operations) dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah memperkembangkan operasi-oprasi logis. Operasi itu bersifat reversible, artinya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat dikemblikan kepada awalnya lagi. Tahap opersi konkret dapat ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata/konkret.
Ciri-ciri operasi konkret yang lain, yaitu:
·      Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh. Pada tahap ini, seorang anak mulai dapat menggambarkan secara menyeluruh ingatan, pengalaman dan objek yang dialami. Menurut Piaget, adaptasi dengan lingkungan disatukan dengan gambaran akan lingkungan itu.
·      Melihat dari berbagai macam segi. Anak mpada tahap ini mulai mulai dapat melihat suatu objek atau persoalan secara sediki menyeluruh dengan melihat apek-aspeknya. Ia tidak hanya memusatkan pada titik tertentu, tetapi dapat bersam-sam mengamati titik-titik yang lain dalam satu waktu yang bersamaan.
·      Seriasi Proses seriasi adalah proses mengatur unsur-unsur menurut semakin besar atau semakin kecilnya unsur-unsur tersebut. Menurut Piaget , bila seorang anak telah dapat membuat suatu seriasi maka ia tidak akan mengalami banyak kesulitaan untuk membuat seriasi selanjutnuya.
·      Klasifikasi Menurut Piaget, bila anak yang berumur 3 tahun dan 12 tahun diberi bermacam-maam objek dan disuruh membuat klasifikasi yang serupa menjadi satu, ada beberapa kemungkinan yang terjadi.
·      Bilangan. Dalam percobaan Piaget, ternyata anak pada tahap praoperasi konkret belum dapat mengerti soal korespondensi satu-satu dan kekekalan, namun pada tahap tahap operasi konkret, anak sudah dapat mengerti soal karespondensi dan kekekalan dengan baik. Dengan perkembangan ini berarti konsep tentang bilangan bagi anak telah berkembang.
·      Ruang, waktu, dan kecepatan. Pada umur 7 atau 8 tahun seorang anak sudah mengerti tentang urutan ruang dengan melihat intervaj jarak suatu benda. Pada umur 8 tahun anak sudan sudah sapat mengerti relasi urutan waktu dan jug akoordinasi dengamn waktu, dan pada umur 10 atau 11 tahun, anak sadar akan konsep waktu dan kecepatan.
·      Probabilitas. Pada tahap ini, pengertian probabilitas sebagai suatu perbandingan antara hal yang terjadi dengan kasus-kasus yang mulai terbentuk.
·      Penalaran. Dalam pembicaraan sehari-hari, anak pada tahap ini jarang berbicara dengan suatu alasan,tetapi lebih mengatakan apa yang terjadi. Pada tahap ini, menurut Piaget  masih ada kesulitan dalam melihat persoalan secara menyeluruh.
·      Egosentrisme dan Sosialisme. Pada tahap ini, anak sudah tidak begitu egosentris dalam pemikirannya. Ia sadar bahwa orang lain dapat mempunyai pikiran lain.
4.   Tahap operasi formal : umur 11/12 ke atas.
(Ciri pokok perkembangannya adalah hipotesis, abstrak, dan logis)Tahap operasi formal (formal operations) merupakan tahap terakhir dalam perkembangan kognitif menurut Piaget. Pada  tahap ini, seorang remaja sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang dapat diamati saat itu. Cara berpikir yang abstrak mulai dimengerti.
Dengan adanya pembagian fase-fase itu, tidak berarti bahwa ada batasan yang tegas antara fase-fase satu dengan yang lainnya, perkembangan intlektual berjalan dengan kontinu. peaget berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang dapat membantu perkembangan intlektual antara lain:
(1).        kematangan, yang merupakan perkembangan susunan saraf sehingga fungsi-fungsi indra menjadi lebih sempurna
(2).         Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik dengan lingkungannya
(3).        Transmisi sosial, yaituhubungan timabal balik dengan lingkungan sosial antara lain melalui pangasuhan dan pendidikan dari orang lain.
(4).        keseimbangan, artinya bahwa bila duhadapkan dengan masalah , akan mengalami gangguan keseimbangan dan tidak akan puas sebelum masalah dipecahkan untuk mengmbalikan keseimbangan pada taraf yang lebih tinggi. Jika ia menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan struktur mentalnya, ia harus mengadaptasikan dengan membentuk strutur mental yang lebih tinggi. setelah itu dapat mengasimilasi hal-hal yang tercakup oleh struktur mentalnya, proses adaptasi dan asimilasi berjalan terus demikian mengembangkan kemampuan intlektualnya.




































B.  Teori-Teori Intelgensi
1.       Teori "Two factors"
   Teori ini dikemukakan oleh Charles spearman. Dia berpendapat bahwa        intelgensi itu meliputi kemampuan umum yang diberi kode"g"(general       factor), dan kemampuan kusus yang diberi kode "s"(spesific  factor).    Setiap individu memiliki kedua kemampuan ini yang keduanya        menentukan penampilan atau perilaku mentalnya.

2.       teori "primary mental abilities"
      Teori ini dikemukakan oleh Thurstoe. dia berpendapat bahwa intelgensi      merupakan penjelmaan dari kemampuan primer, yaitu bahasa, kemampuan    mengingat, kemampuan nalar atau berpikir logis, kemampuan tilikan        ruang, kemampua bilangan, kemampuan mengunakan kata-kata,      kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat.

3.       Teori multiple intelgence
      Teori ini dikemukakan oleh J.P. Guilford dan hordward gadner. guilford    berpendapat bahwa intelgensi itu dapat dilihat dari tiga kategori dasar        yaitu:
a).     opersi mental (proses berfikir)
Ø Kognisi(menyimpan informasi yang lama dan menemukan   informasi yang baru).
Ø Memori retention( ingatan yang berkaitan dengan kehidupan           sehari-hari).
Ø memori recording(ingatan yang segera).
Ø Divergent Prodaction(banyak kemungknan jawaban).
Ø evaluasi(mengmbil keputusan tantang apakah suatu itubaik, akurat,             memadai)
b).    content (isi yang dipikirkan)
c).     product(Hasil berpikir)
Ø  Unit
Ø  Kelas(kelompok yang memiliki sifat-sifat yang sama)
Ø  relasi(keterkaitan antar informasi)
Ø  sistem
Ø  transformasi
Ø  implikasi(informasi yang merupakan saran dari informasi item yang lain
4.   Teori triachic of aintelgence
      Teori ini dikemukakan oleh Robert Stenberg, teori ini merupakan     pendekatan proses kognitif untuk memahami intelgensi. tingkah laku           intelgen itu merupakan hasil dari penerapan strategi berpikir, mengatasi       masalah-masalah baru secara kreatif dan cepat, dan penyesuaian terhadap   konteks dengan menyeleksi dan beradaptasi dengan lingkungan.

C. Tingkatan Intelgensi

IQ
KLASIFIKASI
140- ke atas
130-139
120-129
110119
90-109
80-89
70-79
50-69
49 kebawah
Jenius
sangat cerdas
cerdas
diatas normal
normal
dibawah normal
bodoh
terbelakang(debil)
terbelakang(idiot)

           

0 komentar:

Posting Komentar