Recent Posts

q

Minggu, 24 Juli 2011

MEDIA PEMBELAJARAN DAN URGENSINYA


         I.          Pengertian Media dalam Pembelajaran.
Sampai saat ini dalam dunia pendidikan belum didapatkan arti istilah media secara baku. Biasanya orang membatasi pengertian media pembelajaran dengan menekankan pada suatu maksud tertentu yang dikehendaki, sesuai dengan ruang lingkup bidang yang menjadi pokok pembicaraan. Walaupun pada dasarnya ada kesamaan pengertian satu sama lain.[1]
1.         Pengertian secara tata bahasa/etimologi/harfiah
Media[2] berasal dari kata latin, yakni “medius” yang secara harfiahnya berarti “tengah, perantara, atau pengantar”. Dalam bahasa arab, media disebut “wasail” bentuk jamak dari “wasilah” yang artinya juga tengah. Kata “tengah” itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka disebut juga sebagai “perantara”. Karena posisinya berada di tengah, maka ia bisa juga disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.
2.         Pengertian Media menurut beberapa pakar
a)        S. Gerlach dan P. Ely menyatakan tentang media pembelajaran dalam arti luas dan sempit.
Ø  Media dalam arti luas yaitu orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi memungkinkan pelajar dapat menciptakan kondisi sehingga dapat berpeluang untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap yang baru. Dalam pengertian ini guru, buku, dan lingkungan sekolah termasuk media.[3]
Ø  Media dalam arti sempit yaitugrafik, potret, gambar, alat-alat mekanikdan elektronik yang dipergunakan untuk menangkap, memproses, serta menyampaikan informasi visual atau verbal. Setiap medium adalah alat untuk mencapai tujuan.[4]
b)        Oemar Hamalik dalam bukunya “Media Pendidikan”, (1980) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan media dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.[5]
c)        Menurut miarso media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso, 1989).[6]
Dari beberapa definisi tersebut tampak tidak ada kesamaan arti yaitu media merupakan sarana atau alat terjadinya prose belajar mengajar. Dalam hal ini pengertian media pembelajaran[7] adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk memberikan rangsangan sehingga terjadi interaks belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
3.         Pengertian Media Pembelajaran
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah
a)        segala sesuatu berupa perangkat keras (hardware ataupun software) yang menjadi perantara komunikasi timbal balik antara komponen-komponen pembelajaran, sehingga tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien serta menghasilkan kualitas dan kuantitas yang baik sesuai tujuan.[8]
b)        Segala sesuatu yang dapat dipakai untuk memberikan rangsangan sehingga terjadi interaksi belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
c)        Segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menimbulkan rangsangan terjadinya proses belajar mulai paling sederhana dan mudah digunakan yaitu suara guru sampai yang lebih komplek seperti video, tape recorder.[9]
      II.          Peran Media dalam Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Hasil Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini sangat berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.[10]
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran[11] dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh—pengaruh psikoogis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi. Sejalan dengan uraian ini, Yunus (1942 : 78) dalam bukunya Attarbiyatu watta’liim mengungkapkan sebagai berikut: bahwasanya media pembelajran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman….orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat dan mendengarnya.[12]
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.[13]
1.         Kegunaan media pembelajaran
Beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:[14]
1.        media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil bealjar.
2.        media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3.        materi pembelajaran dapat disampaikan dengan baik.
4.        proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
5.        proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
6.        efisien dalam waktu dan tenaga.
7.        meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
8.        media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
9.        media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.
10.    mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.  
11.    media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu;
Ø  objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan foto, slide, radio, ganbar dll.
Ø  Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapay disajikan dengan bantuan mikrodkop, film, slide dll.
Ø  Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilakn melalui rekaman video, film, slide dll.
Ø  Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkrit melalui film, gambar, slide dll.
Ø  Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media computer, film, dan video.
Ø  Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunug berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama disajikan dengan media seperti film, video, slide atau simulasi computer.
2.         Fungsi media pembelajaran
Adapun beberapa fungsi dari media pembelajaran diantaranya:
1.        Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Sumber belajar merpakn komponen sistem instruksionalyang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan terjadinya proses belajar.[15]
2.        Fungsi Semantik
Fungsi semanttik merupakan kemampuan media dalam menambah eprbendaharaan kata (simbol verbal) yang makana atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik.[16]
3.        Fungsi Manipulatif
Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-cir mum yang dimiliki mediayaitu kemampuannya dalam merekam, menyimpan, melestarikan, merekontruksi, danmentransportasikan suatu peristiwa atau obyek.[17] Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua kemampuan yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.
Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu, yaitu: Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yag sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti peristiwa bencana alam., kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang panjang menjadi singkat., kemampuan media menghadirkan peristiwa yang telah terjadi.[18]
Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatas keterbatasan inderawi, yaitu: Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit dipahami karena terlalu kecil, memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat dan memahami objek yang terlalu lambat.[19]
4.        Fungsi Psikologis
a.         Fungsi Atensi
Media pembelajaran dapa meningkatkan perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki saraf penghambat yakni sel khusus dalam sistem saraf yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan adana saraf penhambat ini para siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada rangsanga yang dianggapnya menarik dan membuang rangsangan-rangsangan lainnya.[20]
b.        Fungsi Afektif
Fungsi afektif yaitu menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Setiap orang memiliki gejala batin jiwa yang berisikan kualitas karakter dan kesadaran. Ia berwujud pencurahan perasaan minat, sikap penghargaan, nilai-nilai dan perangkat emosi atau kecenderungan-kecenderungan batin.[21]
c.         Fungsi Kognitif
Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili obyek-obyek yang dihadapi, baik berupa orang, benda atau peristiwa. Media pembelajaran telah ikut andil dalam mengembangkan kemampuan kognitif siswa. Semakin banyak ia dihadapkan pada objek-objek akan semakin banyak pula pikiran dan gagasan yang dimilikinya, atau semakin luas alam kognitifnya.[22]
d.        Fungsi Imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi merupakan proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaata data sensoris. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi masa mendatang.[23]
e.         Fungsi Motivasi
Motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.[24]
f.         Fungsi Sosio-kultural
Fungsi media dilihat dari sosio kultural merupakan mengatasi hambatan sosio-kultural antarpeserta komunikasi pembelajaran. Media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.[25]
3.         Urgensi media pembelajaran
Perkembangan teknologi yang kontinu dalam dunia kerja tidak hanya mengharuskan lulusan perguruan tinggi (PT) memiliki pengetahuan yang luas akan tetapi juga memiliki keterampilan profesional yang siap digunakan di lapangan pekerjaan. Kenyataan ini membawa konsekuensi bahwa PT secara terus-menerus perlu melakukan peningkatan kualitas lulusan agar memiliki kompetensi seperti yang diinginkan. UNESCO dalam konteks ini mengemukakan kompetensi yang perlu dimiliki oleh lulusan PT yaitu: (1) Pengetahuan yang memadai (to know), (2) Keterampilan dalam melaksanakan tugas secara profesional (to do), (3) Kemampuan untuk tampil dalam kesejawatan bidang ilmu/profesi (to be), dan (4) Kemampuan memanfaatkan bidang ilmu untuk kepentingan bersama secara etis (to live together).[26]
Untuk pencapaian tujuan tersebut ditempuh melalui proses belajar yang efektif. Pembelajaran merupakan sebuah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan sehingga terjadinya pengalaman belajar dan hasil belajar menjadi lebih bermakna (meaningful lerning). Keberhasilan pembelajaran ditandai dengan perolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif pada diri individu, sesuai dengan tujuan yang diharapkan.[27]




A.  IMPLIKASI DAN KESIMPULAN

Media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Dalam kegiatan belajar-mengajar, sumber pesan adalah guru dan penerima pesan adalah murid. Penggunaan media pengajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar. Hasil penelitian telah banyak membuktikan efektivitas penggunaan alat bantu atau media dalam proses belajar-mengajar di kelas, terutama dalam hal peningkatan prestasi siswa. Terbatasnya media yang dipergunakan dalam kelas diduga merupakan salah satu penyebab lemahnya mutu belajar siswa.
Peran guru dalam inovasi dan pengembangan media pengajaran sangat diperlukan mengingat guru dapat dikatakan sebagai pemain yang sangat berperan dalam proses belajar mengajar di kelas, yang hendaknya dapat mengolah kemampuannya untuk membuat media pengajaran lebih efektif dan efisien. Lembaga pendidikan hendaknya tidak hanya puas dengan metode dan teknik lama, yang menekankan pada metode hafalan, sehingga tidak atau kurang ada maknanya jika diterapkan pada masa sekarang. Perkembangan jaman yang begitu pesat dewasa ini membuat siswa semakin akrab dengan berbagai hal yang baru, seiring dengan perkembangan dunia informasi dan komunikasi.
Dengan demikian penggunaan media dalam pengajaran di kelas merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Hal ini dapat dipahami mengingat proses belajar yang dialami siswa tertumpu pada berbagai kegiatan menambah ilmu dan wawasan untuk bekal hidup di masa sekarang dan masa akan datang. Salah satu upaya yang harus ditempuh adalah bagaimana menciptakan situasi belajar yang memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa dengan menggerakkan segala sumber belajar dan cara belajar yang efektif dan efisien. Dalam hal ini, media pengajaran merupakan salah satu pendukung yang efektif dalam membantu terjadinya proses belajar.
REFERENSI

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. (cetakan ke-13). 2010. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. (cetakan ke-7). Bandung: penerbit PT. Citra Adtya Bakti.

H. Rohmat. 2008. Media Pembelajaran Suatu Pengantar. Surakarta.

Miarso, Yusufhadi. dkk. 1986. “Media Pendidikan”. Jakarta: Rajawali.

Munadi, Yudi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Susilana, Rudi & Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.



[1] H. Rohmat. 2008. Media Pembelajaran Suatu Pengantar. Surakarta. Hal. 5.
[2] Munadi, Yudi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Hal. 6.
[3] H. Rohmat. 2008. Media Pembelajaran Suatu Pengantar. Surakarta. Hal. 5.
[4] Ibid, hal.6.

[5] Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. (cetakan ke-7). Bandung: penerbit PT. Citra Adtya Bakti. Hal. 3.
[6] Miarso, Yusufhadi. dkk. 1986. “Media Pendidikan”. Jakarta: Rajawali. Hal. 3.
[7] H. Rohmat. 2008. Media Pembelajaran Suatu Pengantar. Surakarta. Hal. 7.
[8] Munadi, Yudi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Hal. 8.
[9] H. Rohmat. 2008. Media Pembelajaran Suatu Pengantar. Surakarta. Hal. 7.

[10] Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. (cetakan ke-13). 2010. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 15.
[11] Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. (cetakan ke-7). Bandung: penerbit PT. Citra Adtya Bakti. Hal. 9.

[12] Yunus, Mahmud, 1942.  Attarbiyatu watta’liim Matbaah Padang Panjang. Hal. 10
[13] Susilana, Rudi & Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Hal. 11.
[14] Susilana, Rudi & Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Hal. 15.

[15] Munadi, Yudi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Hal. 37.
[16] Ibid, hal. 39.
[17] Munadi, Yudi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Hal. 31.
[18] Ibid, hal. 41.
[19] Ibid, hal. 42.
[20] Ibid, hal. 43.
[21] Munadi, Yudi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Hal. 44.
[22] Ibid, hal. 45
[23] Ibid, hal. 46.
[24] Ibid, hal. 47.
[25] Munadi, Yudi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Hal. 48.
[26] Ibid, hal. 16.
[27] Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta. Hal. 20

0 komentar:

Posting Komentar