Wawancara adalah bentuk khusus komunikasi antarpribadi antar dua orang atau lebih terutama melalui bentuk tanya jawab untuk mencapai tujuan tertentu (DeVito, 1997:281). Pengertian tersebut mengarahkan pada jenis-jenis wawancara dilihat tujuan yang akan dicapai, diantaranya :
1. Wawancara Informasi : pewawancara berusaha mengetahui beberapa hal tentang yang diwawancarai, biasanya orang yang berprestasi atau memiliki reputasi tertentu. Yang ingin didapatkan dari jenis wawancara ini adalah : pandangan, keyakinan, wawasan, perspektif, prediksi, sejarah, dan sebagainya dari orang yang diwawancarai. Contoh : wawancara yang dilakukan oleh wartawan dan pembela.
2. Wawancara persuasif : pewawancara mengajukan pertanyaan yang akan mengarahkan orang yang diwawancarai untuk sampai pada hasil yang dikehendaki atau menjawab pertanyaan secara persuasif. Contoh : wawancara antara penjual atau pembeli produk barang atau jasa.
3. Wawancara penilaian (appraisal): wawancara yang dilakukan oleh manajemen atau kolega yang lebih berpengalaman kepada orang orang yang akan dinilai kinerjanya (performance).
4. Wawancara Pengunduran Diri : wawancara yang dilakukan kepada seseorang yang mengundurkan diri dari sesautu untuk mengetahui latar belakang pengunduran dirinya.
5. Wawancara penerimaan karyawan : perpaduan antara wawancara informasi dan persuasi.
6. Wawancara Konseling : wawancara yang dilakukan oleh orang yang terlatih di bidang psikologi, bimbingan, komunikasi, atau bidang yang lain yang berkaitan dengan hubungan antar manusia. Wawancara ini akan bermanfaat jika pewawancara mau mempelajari : kebiasaan, masalah, persepsi diri, tujuan dari yang diwawancarai. Kemudian konselor berusaha memberikan bujukan untuk mengubah aspek-aspek tertetu dari cara berfikiratau perilaku kliennya.
Jenis Perilaku yang mendukung Proses Wawancara Konseling :
1. Keterbukaan : Jawablah pertanyaan secara lengkap.
2. Empati : Pandanglah pertanyaan dari sudut pandang klien (konselee)
3. Sikap Mendukung : Pertanyaan jangan bersifat menyerang atas pribadi melainkan sebagai keinginan untuk mengetahui kedudukan persoalan sebenarnya.
4. Sikap Positif : Hindari pertanyaan yang bersifat kritik terhadap pribadi konselee
5. Daya Ekspresi : Manfaatkan perilaku non-verbal dari konselee atau konselor untuk mencerminkan pesan verbal dan gairah anda.
Pesan Linguistik
Penggunaan bahasa memiliki 5 gaya :
· Intimate style
Gaya ini digunakan oleh seseorang yang mempunyai hubungan pribadi yang spesial. Seperti suami istri, atau teman dekat.
· The casual style
Gaya ini digunakan oleh seseorang yang mempunyai hubungan pribadi yang dekat, tetapi tidak mempunyai hubungan intim.
· The consultative style
Gaya ini melibatkan pendengar dalam proises komunikasi dengan menampakkan ekspresi tertentu.
· The formal style
Gaya yang tidak membutuhkan partisipasi pihak lain. Seperti dalam kuliah atau pidato.
· The frozen style
Gaya yang biasa digunakan dalam bentuk tulisan dan tidak melibatkan interaksi aktif yang terlibat.
Tulisan ini akan menjelaskan tentang The Consultative style berkait dengan ekspresi yang dimunculkan dalam penggunaannya.
0 komentar:
Posting Komentar