Recent Posts

q

Sabtu, 06 Agustus 2011

. Belajar Mandiri dan Belajar Tuntas

Dalam banyak hal, belajar mandiri dsan belajar tuntas merupakan strategi belajar yang berdasarkan pada tujuan belajar, dirancang untuk memungkinkan sebanyak mungkin siswa mencapia kriteria keberhasilan dalam waktu yang diberikan dan menggunakan system penilaian acuan patokan.
Belajar tuntas dikembangkan oleh BENYAMIN Bloom pada sekitar akhir tahun 1960-an dan kemudian dilanjutkan oleh Block (1970). Secara teoritis, belajar tuntas didasrkan pada:
1.      Bakat dan kecepatan belajar
Bahwa setiap mahasiswa mempunyai kecepatan belajar yang berbeda dalam mempelajri suatu pelajaran dan kecepatan belajar setiap mahasiswa berbeda dalam mempelajari pelajaran yang berbeda.
2.      Kemampuan untuk menguasai pelajaran
Bahwa setiap mata pelajaran, tergantung dari instructional mode yang digunakan dalam mata pelajaran tersebut, mempersyaratkan kemampuan atau keterampilan mahasiswa yang berbeda (verbalability, aurability, dll).
3.      Mutu program instruksional
Diukur dari segi:
-          Kejelasan dan ketetapan teknik instruksional untuk setiap mahasiswa (berdasarkan perbedaab individu).
-          Jumlah partisipasi dan latihan dalam belajar untuk setiap mahasiswa.
-          Jumlah dua jenis penguatan serta umpan balik yang diberikan untuk setiap mahasiswa.
4.      Ketahanan (perseverance)
Bahwa setiap mahasiswa berbeda dalam ketahanan atau keuletanya (persistence) dalam mempelajari suatu mata kuliah berdasarkan pengalaman keberhasilannya dan kegagalannya dalam mempelajari mata pelajaran tersebut.
5.      Waktu
Bahwa setiap mahasiwa membutuhkan jumlah waktu yang berbeda untuk mempelajari dan menguasai suatu mata pelajaran. Waktu merupakan variabel utama dalam belajar tuntas.
Secara praktis, asumsi dasar dari belajar tuntas adalah:
-          Semua mahasiswa dapat dan akan belajar jika diberi kesempatan dan waktu yang cukup sesuai dengan yang diperlukan.
-          Ketuntasan didefinisikan berdasarkan ranah dan jenjang taksonomi bloom.
-          Pelajaran perlu dibagi menjadi unit-unit yang kebih kecil.
-          Unit-unit belajar tersebut perlu diurutkan.
-          Setiap unit belajar perlu dirancang untuk dapat dikuasai oleh mahasiswa secara tuntas.
-          Ajarkan setiap unit kepada mahasiswa, sehingga penguasaan mahasiswa  terhadap unit-unit belajar menjadi persyaratan untuk ketuntasan penguasaan.
-          Mahasiswa dinilai berdasarkan kriteria absolute, bukan berdasar perbandingan dengan kawan-kawnnya.
Jika asumsi dasar praktis tuntas digabungkan dengan pendekatan system (System approach), maka implikasinya dalam kegiatan instruksional terlihat sangat jelas, terutama dalam hal perencangan kegiatan instruksional sebagaimana tertuang dalam buku.
Jadi, belajar tuntas berbeda dengan belajar mandiri. Belajar tuntas memperhatikan perbedaan individu dalam hal gaya belajar, kecepatan belajar dan kemampuan belajar. Waktu merupakan variabel utama dalam belajar tuntas. Namun, belajar tuntas tidak mengintegrasikan otonomi mahasiswa dalam belajar. Dengan demikian, dalam belajar tuntas, mahasiswa masish tetap bergantung peda dosen dan penyelia (tutor, supervisor, dll). Dosen memepertimbangkan perbedaan maisng-masing mahasiswa dalam merancanag kegiatan insatruksional. Dosen menentukan tujuan intruksional, strategi belajar, dan evaluasi hasil belajar berdasarkan karakteristik masing-masing mahasiswa. Pengendalian proses belajar mengajar masih sebagian besar berada dalam tangan dosen, bukan mahasiswa.
Belajar mandiri lebih mengutanakan kemampuan mahasiswa dalam mengendalikan apa yang akan dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya. Otonomi atau kemandirian mahasiswa merupakan variabel utama dalam belajar mandiri. Dosen dan penyelia berfungsi sebagai penasehat yang member pengarah terhadap mahasiswa, dansebagai sumber informasi yang dapat digunakan oleh mahasiswa dalam proses belajar. Berdasrkan pengarahan-pengarahan dosen, mahasiswa menentukan tujuan belajarnya, arah belajarnya, strategi tujuan belajar dan sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses belajar. Dengan demikian, mahasiswa merupakan pengendali bagi proses belajarnya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar