Motivasi Pembelajaran Dalam Islam

Pendidikan merupakan satu konteks keharusan yang selalu dicanangkan dalam al-Qur’an. Perintah untuk berfikir dalam al-Qur’an member interpretasiakan pentingnya belajar. Dan lembaga pendidikan merupakan sarana sarana yang ideal, serta merupakan wahana penyampaian ilmu dan tradisi. Demikian juga untuk mengenalkan pola-pola budaya baru yang akan turut membantu mengakomodasi perubahan seiring perkembangan tahapan perpedaan (Bassam Tibi, 1999: 167).

Tahapan sejarah perkembangan daulah Islam, dimulai dari kesadaran pendidikan yang dibekalkan oleh Rosulullah, baik melalui semangat al-Qur’an maupun Sunnahnya, dan telah menghasilkan tradisi pendidikan baru yang berbasis pada budaya kewahyuan, dan kemudian telah berdampak pada perkembangan kebudayaan Islam yang membanggakan (Fazlurrahman, 1979: 181). Hal ini dikembangkan oleh institusi-institusi selanjutnya yang banyak memberikan perhatian pada masalah pengajaran. Dalam sejarah ditunjukkan bahwa institusi keulamaan disejajarkan dengan institusi kepemerintahan, dan inilah yang telah menghasilkan peradaban yang tinggi dalam Islam (Abdul Aziz Badri, tt: 7).

Dalam perkembangannya, pendidikan, baik sebagai tradisi maupun sebagai lembaga telah mengalami berbagi tahapan penting dalam sejarah. Dimulai dari pengajaran nonformal yang bersifat individu sampai pada wujudnya yang formal dalam bentuk Madrasah (lembaga pendidikan formal pertama dalam Islam).

Dalam hal ini telah tercatat tokoh-tokoh Islam yang kemudian menjadi pelopor dan tonggak perkembangan peradapan Islam yang cenerlang, bahkan ketinggian peradapan Islam tersebut tidak hanya bermanfaat bagi umat Islam pribadi, namun juga membawa dampak yang nyata pada perkembangan kebangkitan tradisi intelektual di berbagai wilayah Islam, termasuk mempengaruhi kebangkitan gerakan renaissance di Barat (Ira M. Lapidus, 1999: 69).

Posted in: