Dalam hubungannya dengan proses mengajarkan ilmu kepada peserta didik. Ibnu Khaldun menganjurkan kepada para pendidik agar mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan metode yang baik dan mengetuhui faedahnya. Terhadap peserta didik hendaknya tidak diajar dengan kasar dan dengan makian. Bila hal tersebut dilakukan anak akan menjadi malas, pembohong, kasar, tidak berakhlak mulia, keras kepala suka membantah dan lain sebagainya.
Sejalan dengan metode diatas, Ibnu khaldun menganjurkan agar pendidik bersikap sopan dan bijaksana terhadap peserta didiknya. Demikian pula halnya dengan orang tua agar memilki sifat tersebut dalam menghadapi ankanya. Hal ini sangat urgen karena orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama dalm pembentukan kepribadian seorang anak. Namun demikian jika dalam keadaan memaksa yang menuntut harus memukul sianak. Maka pukulan tersebut tidak boleh lebih dari tiga kali.tidak boleh membahayakan, dan lebih ditekankan pada aspek edukasi.
Dalam proses belajar mengajar, ia menganjurkan untuk mempergunakan pengajaran konsentris untuk mata pelajaran tertentu. Langakah pertama yang harus ditempuh adalah peserta didik diberi pelajaran tentang soal-soal mengenai setiap cabang pembahasan yang dipelajarinya. Keterangan terhadap materi pelajaran yang diberikan hendaknya bersifat umum, yaitu dengan memperhatikankekuatan pikiran peserta didik dan kesanggupannya memahami apa yang diberikan kepadanya. Apabila seluruh pembahasan pokok telah dipahami, maka berarti peserta didik telah memperoleh keahlian dalam cabang ilmu pengetahuan tersebut. Akan tetapi hal tersebut baru merupakan sebagian keahlian yang belum lengkap. Adapun hasil keseluruhan dari keahlian yang ingin dicapai adalah agar peserta didik mampu memahami pembahasan secara keseluruhan dengan segala seluk beluknya. Jika pemabahasan yang diberikan belum mampu tercapai secara maksiaml, amka harus diulang kembali sehingga dikuasai secara rinci, luas dan mendalam.
Menganai ilmu-ilmu alat menurut Ibnu Khaldun hal tersebut perlu dipelajari, namun demikian menurutnya mendalami ilmu-ilmu alat akan membuang-buang waktu, bahkan terkadang menjadi penghalang bagi peserta didik untuk menguasai ilmu-ilmu yang diinginkan( AL-ulum Al-maqsyudah bi Zatiha). Menurutnya, menyibukkan diri untuk mendalami ilmu-ilmu alat berarti nmembuang-buang waktu dan membuat sesuatu menjadi kurang berarti.
0 komentar:
Posting Komentar