Recent Posts

q

Kamis, 18 Agustus 2011

Berbagai model pembelajaran PAI aspek akhlak

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:
model-pembelajaran1
 Sebagaimana klasifikasi aspek akhlak yang menekankan pada bentuk pemahaman konsep, pembiasaan diri dan penerapan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari maka model pembelajaran yang paling tepat yaitu model cooperative learning dan model pembelajaran langsung.
a. Model cooperative learning
Pembelajaran kooperatif merupakan salah  satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al., 2003: 206). Sistem pembelajaran gotong royong atau  cooperative learning merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok (Sugandi, 2002: 14).
 Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong, yaitu:
1)                                         Saling ketergantungan positif.
2)                                         Tanggung jawab perseorangan.
3)                                         Tatap muka.
4)                                         Komunikasi antar anggota.
5)                                         Evaluasi proses kelompok
  Pembelajaran kooperatif mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1)       Peserta didik bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.
2)       Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
3)       Jika memungkinkan, masing-masing anggota  kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.
4)       Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Selain itu, terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada dalam model pembelajaran kooperatif yaitu:
1)       Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.
2)       Functioniong (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan  tugas dan membina hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
3)       Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.
4)       Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran,  konflik kognitif, mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh kesimpulan.
b.  Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang khusus dirancang untuk mengembangkan belajar peserta didik tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah (Rosenshina & Stevens, 1986). Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar peserta didik berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.

Tahapan pengembangan model pembelajaran langsung adalah:

1)      Persiapan

2)      Demonstrasi

3)      Pelatihan terbimbing

4)      Umpan Balik

Pelatihan Lanjut(mandiri).

0 komentar:

Posting Komentar