Recent Posts

q

Jumat, 05 Agustus 2011

Jenis- Jenis Strategi Belajar

Menurut Arends (1997), ada empat jenis utama strategi belajar, yaitu rehearsal (menghafal), elaborasi, startegi organisasi, dan strategi metakoginitif.
1.      Strategi Menghafal (rehearsal)
Strategi ini ada dua, yaitu rehearsal sederhana dan cara mengulang-ulang (dihafal) dan rehearsal komplek dengan cara menggarisbawahi ide-ide (underlining) utama dan membuat catatn pinggir (marginal note) (Arends, 1997).
2.      Strategi Elaborasi
Elaborasi adalah proses menambahkan rincian sehingga informasi baru lebih bermakna dan membuat belajar lebih mudah. Jenis elaborasi ada tiga yaitu membuat catatan (note taking) analogi dan metode PQ4R (Arends 1997:255 ).
a.      Membuat Catatn
Pembuatan catatan membantu siswa dalam mempelajari  informasi secara padat dan ringkas untuk menghafal autu pengulangan (Arends, 1997). Metode ini diguankan dalam ajaran kompleks, bahan ajar konseptual dimana tugas yang penting adalah mengidentifikasi ide-ide utama (Anderson dan Armbuster, 1984). Membuat catatan memerlukan proses mental maka lebih efektif dari pada sekedar menyalin apa yang dibaca.

b.      Analogi
Analogi adalah perbandingan-perbandingan yang dibuat untuk mnunjukan kesamaan cirri dari benda atau ide yang mana dibedakan, seperti jantung dengan pompa, sistem kerja komputer dengan otak. Anlogi membantu siswa mempelajari informasi baru dengan menghubungkan informasi-informasi baru tersebut dengan konsep-konsep yang telah dipahami siswa. Halpen et al (1990), menemukan bahwa analogi bekerja paaling baik jika analogi-analogi tersebut banyak bekerja dengan proses yang sedang dijelasjkan.

c.       Metode PQ4R
PQ4R adalah kepanjangan pari preview, question, red, reflect, recite dan review. Penelitian menunjukkan metode PQ4R efektif untuk siswa-siswa yang dewasa (Adams et al, 1982). Prosedur PQ4R ini memusatkan siswa pada pengorganisasian informasi bermakna dan melibatkan pada siswa pada strategi-strategi lain yang efektif (Anderson, 1984).
Menjelaskan dan memodelkan langkah-langkah PQ4R untuk siswa dengan panduan berikut.
1)      Preview: mensurvai materi pelajaran secara cepat untuk mendapatkan suatu ide tentang pengorganisasian umum dan topik-topik dan suptopik utama.
2)      Question (pertanyaan): mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri, materi tersebut saat dia membacanya. Mengajukan pertanyaan dengan kata “ apa, siapa, mengapa, dimana.”
3)      Read (membaca): membaca materi, tidak ,embuat catatan panjang dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama membaca.
4)      Reaftect ( refleksi): mencoba untuk memahami informasi yang dipersentasikan daengan cara (1) menghubungkan informasi dengan hal-hal yang telah diketahui, (2) mengkaitkan suptopik-suptopik di dalam teks dengan konsep-konsep atu prinsip-prinsip utama, (3) mencoba untuk memecahkan kontradiksi di dalam informasi yang disajikan, dan (4) mencoba untuk menggaunakan materi itu untuk memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan dan di anjurkan dari materi pelajaran tersebut.
5)      Recite (resitasi): latihan mengingat informasi dengan menyatakan butir-butir penting dengan nyaring dan dengan menayakan dan menjawab pertanyaan-oertanyaan.
6)      Review (reviu): menanyakan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan dan membaca ulang materi jika tidak yakin dengan jawaban sendiri.

3.      Strategi Organisasi
Bahan ajar yang diorganisasikan dengan baik lebih mudah untuk dipelajari dari pada yang tidak diorganisasikan debgan baik. Startegi ini terdiri dari tiga jenis yaitu, pembuatan kerangka (outlining), pemetaan (mapping), dan mnemonic.

a.      Pembuatan Kerangka
Pembuatan kerangka menyajikan poin-poin utama dari suatu materi dalam format yang tersusun, secara hirakhis. Dalam hal ini siswa belajar menghubungkan beragam topic (Arands, 1997).

b.      Pemetaan
Pemetaan merupakan pendiagframaan ide-ide utama dan hubungan antara ide-ide tersebut. Langkah-langkah yang digunakan dalam membuat pemetaan adalah; 1) mengidentifikasi ide-ide utama, 2) mengidentifikasi ide-ide sekunder atau konsep yang mendukung ide utama, 3) meletakkan ide utama di pusat atau pada puncak utama, dan 4) mengumpulkan ide-ide sekunder disekitar ide utama serta dengan yang lainnya.
Penelitian-penelitian tentang pembuatan peta konsep pada umumnya menemukan bahwa metode-metode ini membantu sebagai alat bantu belajar (Anderson dan Armbruster, 1982).


c.       Mnemonic
Mnemonic merupakan metode untuk membantu menata informasi yang menjangkau ingatan dalam pola-pola yang dikenal, sehingga ia secara lebeh mudah cocok dengan pola skemata dalam memori jangka panjang. Contoh mnemonic antara lain seperti di bawah ini.
1)      Chunking (potongan)
Contohnya, orang bias mengingat nomor telpon 10 angka karena ia telah membagi dalam tiga kelompok: wilayah (0751), kode setempat (497) dan nomor tiga angka orang itu (242). Jadi orang dengan mudah mengingat (0751)497-242, sedangkan mreka akan kesilitan dengan 0751497242.
2)      Acronyms (singkatan)
Contohnya, unsur-unsur dalam golongan IIIA system periodic unsure dengan huruf pertamanya (B,AL,Ga,In,Tl) dapat diingat menjadi =Bagus Alergi Gatal Ingin Telanjang.
3)      Kata berkait
Pertama kali diciptakan oleh Atkinson (1975) sebagai mnemonic bahasa asing. Sebagai missal, akan jauh lebih mudah belajar mengingat bahasa asing dengan bahasa Indonesia, contoh mobil-car, anjing-dog dari pada mengingat dua kata bahasa asing contoh dog-perro (bahasa spanyol).
4.      Strategi Metakognitif
Metakognitif adalah pengetahuan seseorang tentang pembelajarab diri sendiri atau berfikir tentang berfikir dan kemampuannya untuk menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan benar (Arends, 1997). Siswa dapat diajarkan strategi-strategi untuk menilai pemshsmsn mereka sendiri, menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk mempelajari sesuatu, dan memilih rencana yang efektif untuk belajar atau memecahkan masalah (Slavin, 1994).
Komponen metekognitif ada dua yaitu: 1) pengetahuan tentang kognitif (pengetahuan deklaratif), terdiri dari informasi dan pemahaman yang dimiliki orang tentang proses-proses pikirannya sendiri, dan pengetahuan tentang berbagai strategibelajar untuk digunakan dalam situasi balajar tertentu, dan 2) pemantauan kognitif adalah kemampuan seseorang untuk memilih, menggunakan, dan memonitoring strategi-strategi belajar yang cocok bgai gaya belajar mereka sendiri maupun untuk siswa yang ada (Arends,1997).

D. Implementasi Strategi Belajar Pada Pembelajaran
            Mengejar strategi balajar tidak banyak perbedaan dari pengajaran isi pengetahuan atau ketrampilan. Manajer strategi dangan pembelajaran langsung mempunyai tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural, yang tersusun baik secara bertahap (Arends, 1997). Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan untuk mengetahui tentang sesuatu. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Dalam waktu singkat ketrampilan dasar pengetahuan dapat dikuasai siswa dengan belajar langsung.
Ada lima tahap yang harus diketahui guru untuk pembelajaran langsung tersebut, yaitu: 1) guru memulai pembelajaran dengan manjelaskan tujuan pembelajaran kusus serta informasi latar belakang dan pentingnya materi pembelajaran, 2) guru menginformasikan pengetahuan secara bertahap atau mendemonstrasikan secara benar, 3) guru memulai pelatihan awal dengan cara meminta siswa untuk melakukan kegiatan yang sama dengan kegiatan yang telah dilakukan guru dengan panduan LKS, 4) guru mengamati kegiatan siswa untuk mengetahui kebenaran pekerjaanya sambil memberikan unpan balik, 5) guru member kegiatan pemantapan supaya siswa berlatih sendiri serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam bentuk tugas. Secara sistematis dapat dlihat pada tabel 2. Berikut ini.


Tabel 2
Tahap-Tahap Pembelajaran dengan Strategi Belajar
Fase-fase
Tingkah Laku Guru
Fase 1
1.       Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2.       Memotivasi siswa.
 Teori pemrosesan informasi (membimbing siswa menerima stimulasi; mengarahkan perhatian dan menginformasikan tujuan pembelajaran (Bell Gredler)
 Fase 2
Menginformasikan pengetahuan atau mendemonstrasikan ketrampilan
a.       Guru member infomasi pangetahuan langkah demi langkah.
b.      Guru mendemonstrasiksn ketrampilan dengan benar.
 Fase 3
Member praktek terbimbing
 Guru membimbing pelatihan awal dengan cara meminta siswa untuk melakukan kegiatan yang sama dengan yang telah dilakuka oleh guru.
 Fase 4
Memeriksa kebenaran dan memberikan umpan balik
a.       Guru mengamati kegiatan siswa untuk mengetahui apakah siswa telah melakukanya dengan benar.
b.      Guru memberikan umpan baik.
Fase 5
Memberikan pemantapan/aplikasi
Guru memberikan kegiatan pamantapan agar siswa berlatih mandiri serta menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari (dalam bentuk tugas).

0 komentar:

Posting Komentar