Recent Posts

q

Sabtu, 06 Agustus 2011

Komponen pendidikan

Pendidikan merupakan sebuah program yang terdiri dari beberapa komponen yang bekerja dalam sebuah system. Komponen-komponen bekerja sama satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Input pendidikan siswa memasuki sebuah proses transformasi pembelajaran yang menimbulkan kegiatan belajar bagi siswa. Dalam prose situ siswa berinteraksi dengan komponen instrumental pendidikan seperti guru, materi, media, srana dan metode mengajar. Di samping itu, dalam pembelajaran siswa juga berinteraksi dengan lingkungan, baik fisik maupun social. Proses transformasi menghasilkan siswa yang telah berubah perilakunya setelah mengikuti pendidikan. 
Menggunakan analogi proses produksi, komponen pendidikan meliputi konteks, input, proses dan output. Pertama, konteks. Konteks adalah situasi dimana proses produksi, konteks merupakan segala hal yang bukan bahan mentah namun turut mempengaruhi proses produksi. Misalnya suhu udara, kecukupan, cahaya, iklim, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi kualitas output. Konteks dalam pendidikan juga dapat mempengaruhi hasil pendidikan, misalnya situasi politik, iklim investasi, intervensi pemerintah, keadaan social ekonomi masyarakat dan sebagainya.
Kedua, input. Input atau bahan mentah (raw material) adalah bahan yang dimasukkan ke dalam proses produksi. Bahan mentah dapat dibagi menjadi dua yaitu bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku adalah bahan utama untuk menghasilkan produk dalam suatu proses produksi. Bahan baku dalam proses pendidikan. Bahan baku adala potensi atau kemampuan awal (entering behavior) sebelum mengikuti proses pendidikan yang dapat dibagi dalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotrik. Bahan penolong adalah bahan yang digunakan bersama bahan baku untuk menghasilkan produk jadi, namun bukan merupakan bahan utama. Bahan penolong tidaklah Nampak dalam produk jadi karena hanya menambahkan sifat barang jadi. Dalam pendidikan, bahan penolong proses pendidikan berupa kurikulum, sumber belajar, media, peralatan, metode, guru, dan system evaluasi. Bahan-bahan ini menambahkan sifat pada karakteristik siswa setelah mengikuti pembelajaran.
Ketiga, proses. Prosess adalah kegiatan mengubah bahn mentah menjadi barng jadi. Dengan bahan mentah yang ada, untuk tujuan tertentu, proses (material change) mengubahnya menjadi barang jadi yang dikehendaki. Proses adalah kegiatan sengaja mengolah bahan mentah (bahan baku dan penolong) menjadi barang jadi. Oleh proses produksi merupakan aktivitas sengaja, mka proses bekerja didasrkan ats suatu perencanaan atau tujuan. Proses pembelajran adalah proses sengaja mengubah perilaku (to change behaviors) siswa sesuai dengan tujuan dan perencanaan pengajaran. Proses pembelajaran membuat siswa melakukan kegiatan belajar yang membuat terjadinya perubahan perilaku tertentu. Belajr dalam arti luas adalah semua persentuhan pribadi dengan lingkungan yang menimbulkan perubahn perilaku.
Keempat, output. Output dalam proses produksi adalahbarang jadi (final product) yang dikehendaki setelah proses produksi atas input. Dalam pendidikan, output adalah potensi siswa setelah dikembangkan dalam proses pengajaran (final behavior) baik dalam ranah kognitif, afektif maupun pesikomotorik. Hasil belajr merupakan perubahan perilaku akibat proses pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajr merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajr mengajar. Tujuan pendidikan bersifat ideal, sedangkan hasil belajar bersifat actual. Hasil beklajr merupakan relisasi tercapaianya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajr yang diukur sangat tergantung pada tujuannya. Hasis proses produksi dapat berupa hasil utamadan hasil sampimgan. Hasil utama adalah hasil yang memeng dikehendaki dan direncanakan untuk diproduksi. Hasil sampingan adalah hasil yang dicapai dalam proses produksi walaupun tidak direncanakan dalam proses produksi. Proses pendidikan menghasilkan hasil utama dan hasil sampingan. Hasil utama (instructional effect) adalah hasil belajar yang dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaranya. Hasil sampingan (nurturan effect) adalah hasil yang dicapai dalam proses pendidikan walaupun tidak direncanakan dalam tujuan pengajaran. Misalnya anak yang semula tidak menyukai matematika pada akhir pembelajaran menjadi menyukai matematika karena tertarik dengan cara mengajar guru metematika.
Dalam usaha memudahkan memahami dan mengukur perubahan perilaku maka kejiwaan manusia dibagi menjadi tiga dominan atau ranah: kognitif, afektif dan pesikomotorik. Kalau belajr menimbulkan perubahan perilaku, maka hasil belajr merupakan hasil perubahan perilaku, maka hasil belajr merupakan hasil perubahan perilakunya. Oleh karena perubahan perilaku menunjukan perubahan perilaku kejiwaan dan perilaku kejiwaan dan perilaku kejiwaan meliputi domain kognitif, afektif dan pssikomotorik, maka hasil belajr yang yang mencerminkan perubahan perilaku meliputi tiga hal tersebut. Selanjutnya untuk kepentingan pengukuran perubahan perilaku akibat belajar akan mencakup pengukuran atas domain kognitif, afektif psikomotorik ebagai hasil belajrnya. Domain man yang menjadi area untuk diukur sangat tergantung pada tujuan pendidikan. Potensi perilaku untuk diubah, pengubahan perilaku dan hasil peribahan perilaku dapat digambarkan sebagai berikut:
INPUT
PROSES
HASIL
Siswa:
1.      Kognitif
2.      Afektif
3.      psikomotorik
Proses belajr mengajar
Siswa:
1.      Kognitif
2.      Afektif
3.      psikomotorik
Potensi perilaku yang dapat diubah
Usaha mengubah perilaku
Perilaku yang telah berubah:
1.      Efek pengajaran
2.      Efek pengiring
 

0 komentar:

Posting Komentar